Selasa, 13 Desember 2011

Kenaikan Harga Beras Capai Rekor Tertinggi

·         JAKARTA--MICOM: Harga beras di pasaran menjelang akhir tahun ini terus merangkak naik, selama tiga tahun terakhir kenaikan ini tertinggi. Kurangnya pasokan dan telatnya musim tanam diduga menjadi penyebab melonjaknya harga beras.

Hal itu dikatakan pengamat pertanian dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir. "Jika dilihat dari tren, kenaikan beras akhir tahun ini tertinggi selama tiga tahun terakhir," ucap Winarno, Selasa (13/12).

Dijelaskan Winarno, pada tahun 2009, harga gabah sekitar Rp4.000 per kilogram GKG (gabah kering giling), lalu pada 2010 menjadi Rp4.500 per kilogram GKG. Di akhir tahun ini harga GKG menjadi Rp5.200. "Kenaikan GKG inilah yang membuat harga beras di pasar meningkat tinggi," ujar Winarno.

Naiknya harga GKG diduga Winarno juga diakibatkan oleh mundurnya masa tanam petani. Musim tanam petani yang seharusnya dapat dilakukan pada bulan Oktober menjadi November karena cuaca buruk.

"Implikasinya, kalau musim tanam mundur maka panen juga mundur. Jadi, kalau tanamnya Oktober bisa dipanen bulan Januari, tapi sekarang kan mundur juag masa tanamnya," terang Winarno.

Kenaikan beras yang tertinggi selama tiga tahun terakhir itu diakui oleh kementerian pertanian. Tren kenaikan harga beras terus melonjak dan tidak turun-turun selama beberapa bulan terakhir.

"Kenaikan tahun ini bukanlah kejutan yang baru karena tahun lalu kenaikan harga beras juga terjadi. Namun bedanya, kenaikannya tidak terlalu tinggi. Seakrang naiknya pelan tapi terus menerus dan tidak pernah turun, tapi kalau dari segi kenaikan sih wajar karena menjelang Natal dan tahun baru," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan ketika dihubungi.

Sebagai informasi, harga grosir beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta hari ini tercatat, beras jenis Pandan Wangi dibanderol Rp10.000-Rp11.000/kg. Beras jenis setra dibanderol Rp9.300 per kilogram dan beras Saigon Rp8.800/kg.

Kenaikan harga juga terjadi pada jenis beras dengan kualitas yang lebih rendah. Jenis IR-64 I, dibanderol Rp 8.000 per kilogram, jenis IR-64 II sebesar Rp7.200-Rp7.600/kg, IR-64 III sebesar Rp6.700-Rp7.400/kg. Sedangkan untuk IR 42 yang dikenal dengan beras pera berkisar antara Rp7.800 dan Rp7.900/kg dan beras Bulog Rp6.500/kg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar