Jumat, 18 November 2011

Jepang dan China ingin ASEAN percepat integrasi ekonomi

NUSA DUA. Pada KTT ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, negara-negara ASEAN berkomitmen memulai integrasi ekonomi kawasan yang tetap berpusat pada kepentingan anggota-anggotanya. Jepang dan China yang semula mengusung ide masing-masing tentang perdagangan bebas (Free Trade Area) di Asia Timur kini mendukung integrasi ekonomi dan minta proses integrasi ekonomi ASEAN dipercepat.
Sebelumnya Jepang ingin agar integrasi ekonomi regional dilakukan untuk ASEAN dan enam negara mitranya. Jepang lebih suka membentuk Comprehensive Partnership in East Asia (CEPEA) untuk menyeimbangkan dominasi China di kawasan.
Namun, ide tersebut agaknya akan tertunda karena komitmen baru Jepang yang mendukung konsep baru Free Trade Area bertajuk ASEAN Framework for Regional Economic Partnership. “Penting bagi Jepang untuk berpartisipasi dalam regional FTA ASEAN, tapi di saat yang sama, kami perlu melihat negosiasi itu segera dimulai,” kata Deputi Sekretaris Kabinet untuk Masalah Publik Jepang, Noriyuki Shikata di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (18/11).
 
Seperti halnya Jepang, China juga tidak menolak konsep baru integrasi ekonomi Asia yang diusung oleh ASEAN. Namun, ini belum berarti China begitu saja melepas yang akan menjadi targetnya. China sebelumnya ingin agar ASEAN membentuk kerja sama FTA dengan tiga negara saja yaitu China, Jepang, dan Korea.
Menurut Ma Mingqiang, Sekretaris Jenderal China-ASEAN Center, peran sentral ASEAN akan memperlancar kerja sama di Asia Timur. Ia bilang, China sepenuhnya mendukung sejauh itu bermanfaat bagi masyarakat dan menjaga stabilitas kawasan. ”Beberapa negara saat ini belum siap. Tapi kami tetap percaya, cepat atau lambat kita akan memiliki FTA regional. Kami kira hari itu akan segera datang,” tutur Ma.
FTA regional
Posisi ASEAN yang semakin penting menjadi dasar pembentukan ASEAN Framework for Regional Economic Partnership. Dalam kerangka ini, ASEAN akan lebih dalam melakukan perdagangan bebas di negara-negara di kawasan, namun tetap akan memakai aturan main ASEAN. “ASEAN itu bukan Uni Eropa yang Union dan dibentuk atas kepentingan moneter. ASEAN lebih dilandasi semangat komunal,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Untuk itu, ASEAN akan mengonsolidasikan perjanjian-perjanjian perdagangan bebas yang ada. Saat ini, ASEAN memiliki enam perjanjian perdagangan bebas, yakni dengan China, Korea Selatan, India, Selandia Baru, Australia, dan Jepang. ASEAN juga membuka peluang kerja sama dengan negara-negara di luar enam negara tersebut untuk bekerja sama.
Ke depan, ASEAN akan memiliki ekonomi yang terintegrasi. Barang, jasa, dan investasi akan bisa bergerak dengan bebas, setidaknya di semua negara anggota ASEAN dan enam mitra perdagangan bebas. Tarif barang juga bakal seragam.
Memang, rincian teknis dari integrasi ekonomi kawasan ini belum jelas. KTT ASEAN baru menghasilkan sekedar kerangka saja. “Nantinya akan dibahas dalam pertemuan pejabat tinggi ekonomi ASEAN,” kata Gusmardi Bustami, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
ASEAN akan membentuk tiga kelompok kerja yang masing-masing akan membahas pendalaman FTA di sektor barang, jasa, dan investasi. Kelompok kerja itu juga akan membahas waktu pelaksanaan FTA regional itu.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, negosiasi akan segera dimulai. Negosiasi itu akan berbasis pada 10 hal, yaitu kerja sama komprehensif dan saling menguntungkan, proses, open access atau terbuka bagi siapa yang mau ikut serta, transparansi, dan teknis kerja sama ekonomi. Poin lainnya ialah fasilitasi perdagangan, integrasi ekonomi, klausul untuk perlakuan khusus, dan pengawasan secara periodik atas FTA regional ini.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar