Perkembangan dana pembangunan indonesia
1. Perkembangan dana
pembangunan indonesia
Dari segi perencanaan pembangunan di indonesia, apbn adalah
konsep perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena iyulah
apbn selalu disususn setiap tahun.
Maka secara gari besar apbn terdiri dari pos – pos seperti
dibawah ini :
• dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam
negeri dan penerimaan pembangunan
• sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos
pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
apbn disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat
berjalan
dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu
diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan
dalam negeri
dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya
pembangunan di indonesia.
Meskipun dari pelita ke pelita jumlah tabungan pemerintah
sebagia sumber pembiayaan pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan
namun kontribusinya terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan
masih jauh dari yang diharapkan. Dengan kata
lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini
pinjamanan luar negeri masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir
pelita, prosentase tabungan pemerintah sudah mulai lebih besar dibanding
pinjaman luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat
itu sangat dominan, serta dengan dukungan beberapa kebijakan pemerintah
dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan penerimaan negara lainnya. Untuk
menghindari terjadinya deficit anggaran pembangunan, indonesia masih
mengupayakan sumber dana dari luar negeri, dan meskipun iggi ( inter
govermmental group on indonesia ) bukan lagi menjadi forum internasional yang secara
formal membantu pembiayaan pembangunan di indonesia, namun dengan lahirnya
cgi ( consoltative group on indonesia ) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai
dana pembangunan masih dapat diharapkan. Yang perlu diingat bahwa sebaiknya pinjaman tersebut
ditempatkan sebagai pelengkap pembangunan dan peran tabungan pemerintahlah yang tetap
harus dominan, bukan sebaliknya
2. Proses penyusunan
anggaran
Definisi anggaran :
Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam
periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan
pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan
anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Proses penyusunan anggaran di bagi menjadi 2 ,yakni dari atas ke bawah,dan dari bawah ke atas.
Proses penyusunan anggaran di bagi menjadi 2 ,yakni dari atas ke bawah,dan dari bawah ke atas.
Dari atas ke bawah
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan
tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan
anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah
uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang
diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode
penyusunan anggaran dari atas ke bawah :
1. Metode kemampuan adalah metode dimana perusahaan
menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi
tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
2. Metode pembagian semena-mena merupakan proses
pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya. Metode
ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak
membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
3. Metode persentase penjualan menggambarkan efek yang
terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase
peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu
presentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas
periklanan dan promosi yang dilakukan.
4. Melihat pesaing karena sebenarnya tidak ada
perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan
berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan
tujuan untuk menguasai pangsa pasar
5. Pengembalian investasi (Return of investment)
merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait
dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi
lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal dengan harapan
akan adanya pengembalian modal suatu hari.
Dari bawah ke atas
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan
setelah tujuan selesai disusun.Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas
merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode
dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni :
1. Metode tujuan dan tugas (Objective and task method)
dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara
beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan
tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan
anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
2. Metode pengembalian berkala (Payout planning)
menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu
tertentu.Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya
promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima dari hasil penjualan,
Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point)
antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun
ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya
dirasakan dalam jangka panjang
3. Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative
models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang
dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple
regression analysis). Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam
pemakaiannya.
Alokasi anggaran
Setelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan
untuk melaksanakan program, hal selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan
anggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian
dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki
perusahaan untuk melangsungkan program tersebut. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup potensial pasar, ukuran
dan segmen pasar, kebijakan perusahaan, skala ekonomi periklanan, dan
karakteristik perusahaan.
Alokasi anggaran tersebut juga masuk ke dalam anggaran yang di gunakkan untuk pemilu atau sesuatu hal yang berhubungan dengan politik,walaupun banyak penyimpangan yang terjadi.Sehingga hal ini membuktikan bahwa pengalokasian anggaran yang tidak berjalan sesuai tujuan yang sudah di tentukkan.
Alokasi anggaran tersebut juga masuk ke dalam anggaran yang di gunakkan untuk pemilu atau sesuatu hal yang berhubungan dengan politik,walaupun banyak penyimpangan yang terjadi.Sehingga hal ini membuktikan bahwa pengalokasian anggaran yang tidak berjalan sesuai tujuan yang sudah di tentukkan.
Penganggaran adalah proses untuk mempersiapkan anggaran
Aspek anggaran sektor publik:
1.
perecanaan
2.
pengendalian
3.
akuntabilitas
Tujuan anggaran sektor publik:
1.
anggaran sebagai alat bagi pemerintah untuk
mengarahkan pembangunan sosial ekonomi
2.
anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan
keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang
3.
anggaran diperlukan sebagai alat untuk menunjukkan
pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat
Fungsi anggaran sektor publik
·
alat perencanaan
·
anggaran sebagai alat perencanaan digunakan sebagai:
Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan
Merencanakan berbagai program
Mengalokasikan dana pada berbagai program
Menentukan indikator kinerja
ü alat pengendalian
ü alat kebijakan fiskal
ü alat politik
ü alat koordinasi dan komunikasi
ü alat memotivasi
ü alat penilaian kinerja
ü alat menciptakan ruang publik
Jenis anggaran sektor publik:
o anggaran operasional: anggaran untuk memenuhi bebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintahan
o
anggaran modal: menunjukkan rencana jangka panjang
Prinsip anggaran
·
komprehensif
·
otorisasi oleh legislatif
·
keutuhan anggaran
·
diketahui publik
·
nondiscretionary appropriation
·
periodik
·
akurat
·
jelas
Tahapan penyusunan
·
tahap persiapan anggaran
·
tahapan ratifikasi
·
tahapan implementasi
·
tahapan pelaporan dan evaluasi
3. Perkiraan penerimaan
negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara (apbn),
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara indonesia yang disetujui oleh dewan perwakilan rakyat. Apbn berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran
negara selama satu tahun anggaran. Apbn, perubahan apbn, dan pertanggungjawaban
apbn setiap tahun ditetapkan dengan undang-undang.
1.
Produk Domestik Bruto
PDB
diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB
berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung
total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu
dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya,
PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB
Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB
tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas
Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh
dari harga.
PDB
dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran
adalah:
PDB
= konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor – impor
Di
mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi
oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor
melibatkan sektor luar negeri.
Sementara
pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:
PDB
= sewa + upah + bunga + laba
Di
mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah
untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara
teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan
angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan
pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan
pengeluaran.
2. Produk Domestik Regional Bruto
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang merangkum
perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu
periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung PDRB atas dasar harga berlaku
menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas
dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar).
Penghitungan PDRB saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar.
Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.Produk Domestik Bruto
sebagai salah saru indicator ekonomi memuat berbagai instrument ekonomi yang di
dalmnya terlihat jelas keadaan makro ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan
ekonominya, income perkapita dan berbagai instrument ekonomi lainnya. Dimana
dengan adanya data-data tersebut akan sangan membantu pengambil kebijaksanaan
dalam perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah arah.
Angka
PDRB sangat diperlukan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai
bahan analisa perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur
hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. PDRB dapat didefinisikan berdasarkan
tiga pendekatan yaitu :
a.
Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB
adalah jumlah nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta sebagai hasil proses
produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi dalam suatu
wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.
b.
Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB
adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor faktor produksi yang ikut di
dalam proses produksi di suatu wilayah/region pada jangka waktu tertentu
(biasanya setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji,
sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Termasuk sebagai Komponen penyusun
PDRB adalah penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah
semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagainilai tambah bruto
sektoral. PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor
(lapangan usaha).
c.
Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB
adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap
domestik bruto, perubahan inventori, dan ekspor neto di suatu wilayah/region
pada suatu periode (biasanya setahun). Yang dimaksud dengan Ekspor netto adalah
ekspor dikurangi impor.
4.
Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode, biasanya selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Secara keseluruhan sumber penerimaan negara
bersumber dari :
1. Penerimaan dalan negeri, yang terdiri
dari;
Penerimaan perjakan
Ø pajak penghasilan (minyak dan gas, non minyak dan gas)
Ø pajak pertambahan nilai
Ø pajak bumi dan bangunan
Ø bea perolehan hak atas tanah dan bangun (bphtb)
Ø pajak lainnya
Ø pajak perdagangan internasional
Ø bea masuk
Ø pajak/pengutan ekspor
Ø Penerimaan bukan pajak
Ø penerimaan sumber daya alam (minyak bumi, gas alam, pertambangan umum,
kehutanan, perikanan)
Ø bagian laba bumn
Ø pnpb lainnya
2. Penerimaan luar negeri
Penerimaan dari luar negeri dapat dihasilkan dari
investasi atau modal proyek ataupun pinjaman keluar negeri. Bisa juga
didapatkan dari ekspor barang ataupun dari visa para tourist yang datang
ke indonesia.
4.Perkiraan pengeluaran
negara
Pengeluaran negara merupakan pengeluaran untuk membiayai
kebutuhan maupun kegiatan-kegiatan pada suatu negara demi mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
Pengeluaran negara dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Pengeluaran rutin dan
2. Pengeluaran pembangunan
pengeluaran rutin negara merupakan pengeluaran yang selalu
ada dan telah terencana sebelumnya. Pengeluaran rutin ini meliputi :
- pengeluaran untuk belanja pegawai
- pengeluaran untuk belanja barang
- pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
- pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
- dan juga pengeluaran lain-lain
sedangkan pengeluaran pembangunan merupakan semua pengeluaran
negara untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Yang termasuk
pengeluaran pembangunan diantaranya ialah :
- pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen atau
lembaga negara.
- pengeluaran pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah
- dan juga pengeluaran pembangunan lain-lain
inilah beberapa sektor perekonomian yang umumnya
terpengaruh oleh besar atau kecilnya pengeluaran negara, antara lain :
- sektor produksi
- sektor distribusi
- sektor konsumsi masyarakat
- sektor keseimbangan perekonomian
jenis – jenis pengeluaran negara menurut sifatnya meliputi :
1. Pengeluaran investasi
-> pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan
ketahanan ekonomi di masa datang
2. Pengeluaran penciptaan lapangan kerja
-> pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja, serta
memicu peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat
3. Pengeluaran kesejahteraan rakyat
-> pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
kesejahteraan masyarakat
4. Pengeluaran penghematan masa depan
-> pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi
negara, namun bila dikeluarkan saat ini akan mengurangi pengeluaran pemerintah yang lebih
besar di masa yang akan datang
5. Pengeluaran yang tidak produktif
-> pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara langsung
kepada masyarakat, namun diperlukan oleh pemerintah
5. . Dasar perhitungan perkiraan penerimaan negara
Produk domestik bruto
pdb diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi
di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). Pdb
berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga pdb
hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah
produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri
atau tidak. Sebaliknya, pnb memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
Pdb nominal (atau disebut pdb atas dasar harga berlaku)
merujuk kepada nilai pdb tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan pdb riil
(atau disebut pdb atas dasar harga konstan) mengoreksi angka pdb nominal dengan memasukkan
pengaruh dari harga.
Pdb dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu
pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk pdb dengan pendekatan
pengeluaran adalah: pdb = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah +
ekspor – impor
di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan
oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh
pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima
faktor produksi: pdb = sewa + upah +
bunga + laba
di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap
seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba
untuk pengusaha.
Secara teori, pdb dengan pendekatan pengeluaran dan
pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung
pdb dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering
digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
2. Produk domestik regional bruto
produk domestik regional bruto (pdrb) merupakan data statistik yang merangkum
perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu
periode tertentu. Pdrb dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung pdrb atas dasar harga berlaku
menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada pdrb atas
dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar).
Penghitungan pdrb saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar.
Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.
Produk domestik bruto sebagai salah saru indicator ekonomi
memuat berbagai instrument ekonomi yang di dalmnya terlihat jelas keadaan makro
ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonominya, income
perkapita dan berbagai instrument ekonomi lainnya. Dimana dengan adanya
data-data tersebut akan sangan membantu pengambil kebijaksanaan dalam
perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah arah. Angka pdrb sangat diperlukan dan perlu
disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisa perencanaan
pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah
dilaksanakan. Pdrb dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu :
a. Pendekatan produksi (production approach) pdrb adalah jumlah nilai tambah bruto
(ntb) yang
tercipta sebagai hasil proses produksi barang dan jasa yang dilakukan
oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah/region pada suatu jangka waktu
tertentu, biasanya setahun.
B. Pendekatan pendapatan (income approach)
pdrb adalah jumlah balas jasa yang diterima
oleh faktor faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu
wilayah/region pada jangka waktu tertentu (biasanya setahun). Balas jasa faktor
produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan
keuntungan. Termasuk sebagai komponen penyusun pdrb adalah penyusutan barang modal
tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per
sektor disebut sebagainilai tambah bruto sektoral. Pdrb merupakan jumlah dari
nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
C. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
pdrb adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah
tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori, dan
ekspor neto di suatu wilayah/region pada suatu periode (biasanya setahun). Yang dimaksud dengan ekspor
netto adalah ekspor dikurangi impor.
3. Pendapatan nasional
pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh seluruh rumah tangga keluarga (rtk) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh sir
william petty dari inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional
negaranya(inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan
anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi)
selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli
ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah
satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah produk nasional bruto
(gross national product, gnp), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada
suatu negara.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar