JAKARTA - Dinaikkanya rating utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Fitch Rating membawa Indonesia masuk ke level investment grade. Namun, benarkah ini berdampak positif bagi para pelaku usaha-usaha berbasis syariah.
Umum MES Muliaman D Hadad mengatakan, berbagai macam tantangan tentu saja akan datang seiring masuknya Indonesia pada level invesment grade. "Ini juga menjadi banyak tantangan terutama bagi pengelola dan penggiat perbankan syariah," ujar Muliaman dalam munas MES di Hotel Sultan, Jakarta, akhir pekan kemarin.
Dia mengungkapkan, dengan masuknya Indonesia pada level investment grade, maka perhatian Indonesia semakin terbuka. "Oleh karena itu, perhatian yang lebih banyak dan lebih terbuka terutama dari kalangan-kalangan investor, mudah-mudahan akan menjadi sesuatu yang lebih kondusif dan kompetitif bagi perkembangan keuangan syariah di Indonesia," tegasnya.
Muliaman menambahkan, kesinambungan dari perkembangan lembaga keuangan syariah pada masa-masa yang akan datang harus dijaga. "Kita tidak mau mendengar ada lembaga keuangan syariah yang salah urus, karena akan merugikan bagi masa-masa pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dan di dunia," tambahnya.
Menurutnya, kinerja keuangan yang baik bukan satu-satunya yang penting bagi lembaga keuangan syariah. "kinerja non keuangan dan govermant menjadi penting bagi kita. bagaimana kita mampu mensuplai ekspertise yang lebih banyak dan lebih banyak untuk mendukung kinerja lmbaga keuangan syariah. Dan itu juga harus masuk menjadi prioritas," jelas Muliaman.
Muliaman berharap, lembaga keuangan syariah tidak hanya kuat secara finansial, tapi juga kuat dibidang goverment, ekspertise, Sumber Daya Manusia dan sebagai. "sehingga industri keuangan syariah bisa sustain, berkembang dan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional secara lebih nyata pada masa-masa mendatang," harapnya. (mrt) (rhs)
Umum MES Muliaman D Hadad mengatakan, berbagai macam tantangan tentu saja akan datang seiring masuknya Indonesia pada level invesment grade. "Ini juga menjadi banyak tantangan terutama bagi pengelola dan penggiat perbankan syariah," ujar Muliaman dalam munas MES di Hotel Sultan, Jakarta, akhir pekan kemarin.
Dia mengungkapkan, dengan masuknya Indonesia pada level investment grade, maka perhatian Indonesia semakin terbuka. "Oleh karena itu, perhatian yang lebih banyak dan lebih terbuka terutama dari kalangan-kalangan investor, mudah-mudahan akan menjadi sesuatu yang lebih kondusif dan kompetitif bagi perkembangan keuangan syariah di Indonesia," tegasnya.
Muliaman menambahkan, kesinambungan dari perkembangan lembaga keuangan syariah pada masa-masa yang akan datang harus dijaga. "Kita tidak mau mendengar ada lembaga keuangan syariah yang salah urus, karena akan merugikan bagi masa-masa pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dan di dunia," tambahnya.
Menurutnya, kinerja keuangan yang baik bukan satu-satunya yang penting bagi lembaga keuangan syariah. "kinerja non keuangan dan govermant menjadi penting bagi kita. bagaimana kita mampu mensuplai ekspertise yang lebih banyak dan lebih banyak untuk mendukung kinerja lmbaga keuangan syariah. Dan itu juga harus masuk menjadi prioritas," jelas Muliaman.
Muliaman berharap, lembaga keuangan syariah tidak hanya kuat secara finansial, tapi juga kuat dibidang goverment, ekspertise, Sumber Daya Manusia dan sebagai. "sehingga industri keuangan syariah bisa sustain, berkembang dan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional secara lebih nyata pada masa-masa mendatang," harapnya. (mrt) (rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar