PETA PEREKONOMIAN INDONESIA
Keadaan
Geografis Indonesia
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia
Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan
1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Posisi
Indonesia terdiri atas letak astronomis dan letak geografis yang berbeda
pengertian dan pandangannya.
- Letak Astronomis
Letak
astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan
garis bujur. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS
dan 95oBT – 141oBT
- Letak geografis
Letak
geografis
adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan
bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia
dan BenuaAustralia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai
arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
Keadaan
geografis Indonesiadapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi
perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan
ancaman bagi perekonomian kita.
Banyaknya pulau
diIndonesia akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang
sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi
dan tambang, dapat diolah dangan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
banyak. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada
Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangnya sebagai
komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar internasional.
Dan dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi
sumber penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata.
Namun kenyataan
itu juga dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika
sumber daya yang ada di setiap pulau hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat
saja. Demikian pula juga jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal
mengambil kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis
memang sulit untuk dilakukan pengawasan seperti biasa. Dengan demikian dituntut
koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia
tersebut dan pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya. Di pihak lain,
banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi
pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia tersebut. Strategi berwawasan
ruang yang diterapkan pemerintah tampaknya sudah cukup tepat untuk mengatasi
masalah ini.
Indonesia
mempunyai iklim tropik basah yang
dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Iklim yang
dimiliki ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa
produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan
demikian diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut
untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan bahan tambang dan seperti telah sejarah
buktikan, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan
negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada
saat itu target pertumbuhan ekonomi kita berani ditetapkan sebesar 7,5 % ( masa
Repelita II ). Meskipun saat ini minyak bumi tidak lagi menjadi primadona dan
andalan komoditi eksporIndonesia, namun Indonesia masih banyak memiliki hasil
tambang yang dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber
devisa negara. Selain minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain
seperti biji besi, timah, tembaga, batu bara, gas bumi dan lain-lain.
Wilayah
Indonesia yang menempati posisi sangat strategis yaitu terletak diantara dua
benua dan dua samudra dengan segala perkembangannya. Sejak sebelum
kemerdekaan-pun Indonesia telah menjadi tempat singgah dan transaksi antar
kedua benua dan benua-benua lainnya. Dengan letak yang sangat strategis
tersebut kita harus dapat memanfaatkannya sehingga lalu lintas ekonomi yang
terjadi membawa dampak positif bagi kebaikan perekonomian Indonesia. Hal yang
perlu dilakukan tentunya mempersiapkan segala sesuatu, seperti sarana
telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, udara, serta infrastruktur
lainnya.
2. Mata Pencaharian
Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya
tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran
hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan
mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan
keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang
di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan
dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti
yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan
sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun
2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar
44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan
domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan
ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan
ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu
pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan
statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian
inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam
budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,
sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku
budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Perikanan
Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan makanan
bagi manusia. Selain dari itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga,
pemancingan ikan yang berkaitan dengan rekreasi, dan mungkin juga menangkap
ikan untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan,
termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan
untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).
Kehutanan
Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan
dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia. Undang-Undang Republik
Indonesia No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, definisi kehutanan adalah sistem
pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan
yang diselenggarakan secara terpadu. Menurut Simon (1998), perkembangan teori
pengelolaan hutan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kategori
kehutanan konvensional dan kategori kehutanan modern (kehutanan sosial):
- Kehutanan Konvensional
Teori pengelolaan hutan yang termasuk ke dalam kehutanan konvensional adalah penambangan kayu atau timber extraction (TE) dan perkebunan kayu atau timber management (TM).
- Kehutanan Modern
Kehutanan sosial adalah pengelolaan hutan sebagai sumberdaya atau forest resource management (FRM) dan pengelolaan hutan sebagai ekosistem atau forest ecosystem management (FEM). Keduanya disebut juga dengan istilah lain Sustainable Forestry Management (SFM). Ketiga teori pengelolaan hutan tersebut, secara evolutif berkembang, sejak dari mulai penambangan kayu (TE) hingga sampai pada pengelolaan ekosistem hutan (FEM).
Perubahan Konsep Kehutanan
Kehutanan merupakan aspek ekologis yang berada di atas permukaan bumi,
kehutanan dari segi pembentukannya terdiri dari 2 (dua) cara, yaitu terbentuk
alamiah dan buatan. Perkembangan tehnologi telah menciptakan teori yang dapat
mengembalikan fungsi hutan alam, dengan dasar tersebut pengelolaan hutan lebih
dititikberatkan kepentingan secara menyeluruh. Bumi dengan segala macam didalam
dan di permukaan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh manusia sebagai
penghuninya. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber
daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya dapat terjalin dengan
baik dan menguntungkan.
Pertambangan
Mempertimbangkan kekayaan bahan tambang di Indonesia seperti emas,
perak, nikel, tembaga dan bahan tambang lainnya, dan dengan upah tenaga kerja
murah serta letak geografi yang dekat dengan pasar, membuat pertambangan
mineral di Indonesia sangat prospektif. Investasi asing diperlukan
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi
jumlah penduduk miskin, demikian menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining
Association, Priyo Pribadi Soemarno dalam acara “Indonesia Mining Session” di
Vancouver, Kanada, beberapa pekan lalu.
Tampil pula sebagai pembicara dalam acara tersebut, Konjen RI di
Vancouver, Jhon Proust (CEO, Southern Arc Minerals), Thomas Mulja (Country
Manager Indonesia, East Asia Minerals), Ramon Yazon (Komisaris Perdagangan dari
Kedutaan Besar Kanada di Manila), dan kalangan pengusaha.
Kegiatan pertambangan ilegal, peraturan pajak yang dinilai kurang
supportive serta lemahnya kordinasi antara pusat dan daerah merupakan sebagian
masalah yang dihadapi industri pertambangan, kondisi seperti ini menyebabkan
arus investasi yang masuk ke Indonesia kurang optimal.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki iklim
investasi dengan menyederhanakan proses perijinan, transparansi, keringanan
pajak, penegakan hukum dan pemantapan situasi keamanan.
Perbaikan iklim investasi yang dilakukan oleh pemerintah, ditanggapi
positif beberapa kalangan pengusaha yang hadir dalam acara tersebut. Perbaikan yang
dilakukan pemerintah Indonesia akan memulihkan iklim investasi. Apabila best
practice dalam industri dan investasi diterapkan bukan mustahil akan
menempatkan posisi Indonesia menjadi yang pertama dari delapan
negara yang dinilai favourable terhadap investasi asing.
Perindustrian
Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan
dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di
bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka
industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha
mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah
pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi,
budaya dan politik.
Cabang-cabang industri di Indonesia:
- Makanan dan minuman
- Tembakau
- Tekstil
- Pakaian jadi
- Kulit dan barang dari kulit
- Kayu, barang dari kayu, dan anyaman
- Kertas dan barang dari kertas
- Penerbitan, percetakan, dan reproduksi
- Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
- Kimia dan barang-barang dari bahan kimia
- Karet dan barang-barang dari plastik
- Barang galian bukan logam
- Logam dasar
- Barang-barang dari logam dan peralatannya
- Mesin dan perlengkapannya
- Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data
- Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya
- Radio, televisi, dan peralatan komunikasi
- Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam
- Kendaraan bermotor
- Alat angkutan lainnya
- Furniture dan industri pengolahan lainnya
Pariwisata
Pariwisata merupakan industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari
transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa
bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan
tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda
lainnya. Untuk di Indonesia sendiri, kunjungan wisatawan ke Indonesia telah
mengalami peningkatan sebesar 1,43%. Data diatas menunjukkan bahwa wisatawan
tidak terpengaruh oleh pemboman dua hotel di Jakarta pada bulan Juli 2009 lalu.
Setidaknya beberapa kalangan mencemaskan hal ini akan mempengaruhi kunjungan
para wisatawan manca Negara ke Indonesia. Reputasi negeri ini sebagai tempat
tujuan wisata dengan harga murah setidaknya masih bisa dipertahankan.
Dari laporan diatas, ada prediksi yang mengatakan bahwa tahun 2010
sekarang ini merupakan tahun yang positif bagi pariwisata Indonesia.
Garuda Indonesia sebagai maskapai utama republik ini seperti yang
dikatakan oleh CEO-nya berharap akan memperluas armadanya, sedangkan dari
sektor perhotelan sendiri Pada bulan Desember 2009 yang lalu – sebagai mana
dilaporkan - Tune Hotel Malaysia, mengumumkan rencana untuk membangun 24 hotel
di Indonesia pada tahun 2015. Dilaporkan bahwa hotel baru ini akan meliputi
Jakarta, Medan dan Bandung. Tune Hotel sudah memiliki dua hotel di Bali:
Properti 170 kamar di Legian di pantai barat dan hotel 139 kamar di Kuta di
selatan.
Yang jelas, secara total, setidaknya hingga kuarter ke-2 kemaren itu
adanya peningkatan yang sangat berarti untuk pariwisata Indoneisia. Semoga
dengan adanya laporan pariwisata diatas akan menongkrak lebih jauh lagi
terhadap perkembangan industry pariwisata di Negeri ini, semoga saja laporan
per Quarter berikutnya juga akan menunjukkan peningkatan-peningkatan yang
positif.
Dari
keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia, dapat ditarik beberapa hal
diantaranya bahwa :
- Pertama, mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar masih berada di sektor pertanian ( agraris ), yang tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan sejenisnya.
- Kedua, kontribusi sektor pertanian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) secara absolut masih dominan, namun jika dibanding dengan sektor-sektor di luar pertanian menampakkan adanya penurunan dalam presentase.
- Hal yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian ini adalah, bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain ( industri misalnya ), sehingga sebagian masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa spread effect ( kekuatan menyebar ) akan selalu lebih kecil dari back-wash effect ( mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya ).
Langkah-langkah
yang dapat ditempuh untuk mengatasi diantaranya adalah :
- memperbaiki kehidupan penduduk/petani dengan pola pembinaan dan pembangunan sarana dan prasaranya bidang pertanian
- meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, jika dimungkinkan tidak hanya untuk pasar lokal saja
- mencoba mengembangkan kegiatan agribisnis
- menunjang kegiatan transmigrasi
3.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya
manusia yaitu penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi memiliki peran ganda.
Peran ganda penduduk dalam konteks pembangunan ekonomi adalah sebagai produsen
dan juga sebagai permintaan. Sejalan dengan peran ganda tersebut, penduduk
dapat menjadi faktor pendorong dan juga penghambat pembangunan ekonomi.
Karakteristik
sumber daya manusia atau kependudukan Indonesia sebagai negara yang masih
berkembang ditandai oleh empat hal utama, yaitu
(a)
laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi
(b)
distribusi penduduk /penyebaran penduduk yang tidak merata
(c)
struktur umur penduduk yang kurang menguntungkan (komposisi penduduk, angkatan
kerja)
(d)
kualitas penduduk yang relatif rendah (sistem pendidikan, kesehatan)
Keempat hal
utama di atas merupakan masalah yang dihadapi oleh sumber daya manusia di
Indonesia dan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Laju
Pertumbuhan Penduduk
Laju
pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya
pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Indonesia merupakan
negara yang memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini dibuktikan
dengan data yang menunjukkan bahwa pada tahun 1980 jumlah penduduk Indonesia
adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 203,456 juta
jiwa.
Adapun tindakan
yang telah dan dapat dilakukan oleh pemerintah adalah:
- Program keluarga berencana
Program
keluarga berencana di Indonesia dimulai sejak tahun 1967 yaitu pada saat
Presiden Republik Indonesia ikut menandatangani deklarasi tentang kependudukan.
Selanjutnya pada tahun 1968 pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Keluarga
Berencana yang berstatus semi pemerintah. Lembaga Keluarga Berencana ini
kemudian diubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang
merupakan lembaga resmi pemerintah. Pada bulan April 1972, status Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional diubah menjadi lembaga pemerintah
non-departemen yang berkedudukan langsung dibawah presiden.
Tujuan dari
program ini adalah mengharapkan laju pertumbuhan akan lebih dapat dikendalikan.
Program ini juga dimaksud akan pemerintah untuk menjelaskan dan membuka
kesadaran masyarakat bahwa memiliki anak banyak akan memberi konsekuensi
ekonomis yang lebih berat. Secara tidak langsung program keluarga berencana ini
ingin memprioritaskan segi kualitas anak, dibanding segi kuantitas.
- Meningkatkan sumber daya manusia yang telah ada
Peningkatan
sumber daya manusia yang telah ada dapat dilakukan dengan pendidikan formal
maupun informal, sehingga dapat menunjang peningkatan produktifitas guna
mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya.
Persebaran
penduduk
Persebaran
penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis dan
persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada persebaran penduduk
menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dankota. Secara geografis,
pendudukIndonesiatersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau
kepulauan. Secara administratif (dan politis), penduduk Indonesia tersebar di
33 propinsi, yang mempunyai lebih dari 440 kabupaten dankota.
Permasalahan
yang dihadapi berkaitan dengan persebaran penduduk secara geografis sejak
dahulu hingga sekarang adalah persebaran atau distribusi penduduk yang tidak
merata antara Jawa dan luar Jawa. Penyebab utamanya adalah keadaan tanah dan
lingkungan yang kurang mendukung bagi kehidupan penduduk secara layak. Ditambah
lagi, dengan kebijakan pembangunan di era orde baru yang terkonsentrasi di
pulau Jawa, yang menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di luar pulau Jawa
bermigrasi dan menetap di pulau Jawa. Hal ini menyebabkan kepadatan pulau Jawa
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk yang berada di
pulau-pulau lainnya.
Penyebaran
penduduk yang tidak merata juga menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi
secara umum. Akibat lanjutnya adalah terjadinya ketimpangan daerah miskin dan
daerah kaya. Daerah yang tampak menguntungkan ( khususnya Pulau Jawa ) akan
menjadi serbuan dan perpindahan penduduk dari daerah lainya. Akibatnya daerah
di luar Pulau Jawa yang memang telah ketinggalan dari segi ekonomi, menjadi
semakin tertinggal.
Tidak
seimbangnya beban penduduk antar daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di
daerah tertentu saja. Dampak lainnya adalah mengumpulnya tenaga kerja di Pulau
Jawa sehingga persaingan tenaga kerja ( penawaran ) menjadi sangat tinggi.
Dengan kondisi tersebut bisa dilihat bahwa upah tenaga kerja akan menjadi
rendah ( sesuai dengan hukum penawaran ). Rendahnya tingkat upah akan berakibat
timbulnya kesengsaraan dan pengangguran, dan tentu saja masalah kriminalitas
akan semakin menggejala. Sebaliknya di luar Pulau Jawa akan terjadi kekurangan
(penawaran ) tenaga kerja sehingga upah akan tinggi. Hal inilah yang
menyebabkan biaya produksi di luar Pulau Jawa sangat tinggi, begitu pula dengan
biaya transportasi. Maka secara tidak langsung kondisi ini akan menyebabkan
turunya pertumbuhan industri dan secara otomatis akan menghambat pertumbuhan
ekonomi secara nasional.
Informasi
tentang distribusi penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di
suatu tempat memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya
disertai dengan kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk
mengurangi beban kepadatan penduduk atau melakukan realokasi pembangunan di
luar Jawa atau realokasi penduduk untuk bermukim di tempat lain. Tindakan
yang dapat dan telah dilakukan pemerintah adalah :
- Penyelenggaraan program transmigrasi, sehingga akan terjadi pemerataan sumber daya ke daerah-daerah yang masih membutuhkan. Dengan program ini diharapkan para peserta transmigran dapat meninggalkan ketidakproduktifan mereka, justru mereka mempunyai kesempatan memperbaiki ekonomi mereka dengan mengembangkan daerah baru yang mereka tempati. Suatu pekerjaan yang tidak mudah, namun juga suatu hal yang tidak mustahil untuk berhasil.
- Memperbaiki dan menciptakan lapangan-lapangan kerja baru di daerah-daerah tertinggal. Sehingga penduduk sekitar tidak perlu kekotaatau Pulau Jawa untuk bisa bekerja. Dengan semikian arus urbanisasi dari desa kekota, dari luar ke pulau Jawa dapat dikurangi. Di dalam GBHN sendiri perluasan dan pemerataan lapangan kerja serta mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Program-program pembangunan sektoral/regional perlu selalu mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin, sehingga dapat meningkatkan produksi.
Angkatan
Kerja
Penduduk suatu
negara dapat dibedakan menjadi kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Pengertian keduanya dibedakan oleh batas umur kerja. Angkatan kerja atau labour force
adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang
bekerja ataupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Bukan angkatan
kerja adalah penduduk dengan usia produktif yang tidak bersedia bekerja. Ukuran
besarnya angkatan kerja bergantung pada besarnya jumlah penduduk yang sedang
mencari pekerjaan.
- Dependecy ratio
Indikator
ekonomi ini dipergunakan untuk mengetahui sejumlah mana tingkat beban atau
ketergantungan penduduk yang tidak produktif terhadap penduduk yang produktif.
Semakin tinggi nilai ratio ini semakin berat pula beban yang harus
ditanggung oleh penduduk yang produktif. Hal ini dapat menghambat proses menuju
kemakmuran secara menyeluruh.
DR = Penduduk
usia kerja / Penduduk diluar usia kerja
- Tingkat partisipasi angkatan kerja
Indikator ini
dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana presentase penduduk yang telah
memiliki usia kerja telah bekerja/produktif. Semakin tinggi hasil perhitungan
indikator ini, semakin baik pula keadaannya.
TPKA = (
Angkatan kerja / Penduduk usia kerja ) . 100%
Profil
ketenagakerjaan Indonesia hingga kini ditandai oleh dua masalah utama, yaitu
laju pertumbuhan yang relatif tinggi dan kualitas angkatan kerja yang relatif
rendah. Tentu saja kedua hal ini memerlukan perhatian khusus. Akibat
pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya
terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja
muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini
kurang menguntunkan usaha pembangunan secara nasional karena golongan muda kurang
produktif tersebut merupakan beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja
merupakan masalah yang harus ditangani secara serius karena sangat peka
terhadap ketahanan nasional.
Sistem
Pendidikan
Pendidikan
memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya
manusiaIndonesiauntuk pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya
dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing
dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak
jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik
pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya
mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai
keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai
bidang.Adabanyak penyabab mengapa mutu pendidikan diIndonesia, baik pendidikan
formal maupun informal, dinilai rendah.
Menurut tingkat
pendidikannya, penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang buta huruf
dan yang melek huruf. Penduduk yang melek huruf dapat dikelompokkan lagi
menurut tingkat pendidikannya, seperti kelompok tidak sekolah, tidak tamat
Sekolah Dasar, tamat Sekolah Dasar, tamat Sekolah Menengah Pertama, tamat
Sekolah Menengah Atas, tamat Akademi/Perguruan Tinggi, dll. Data tingkat
pendidikan akan akan membantu pemerintah untuk menganalisis kemajuan
penyelenggaraan pendidikan
Tingkat
pendidikan berkaitan erat dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan penduduk untuk mengolah sumber daya
alam dengan baik. Disamping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
memudahkan penduduk dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, sehingga taraf
kehidupan selalu meningkat. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang rendah dapat
menyebabkan melambatnya kenaikan taraf hidup dan akibatnya kemajuan menjadi
terhambat.
Tingkat
pendidikan penduduk Indonesia memang mengalami kemajuan. Meskipun demikian,
tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara di dunia lainnya. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
pun Indonesia tergolong paling rendah. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya
tingkat pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebagian penduduk masih menganggap bahwa sekolah itu tidak penting. Untuk bekal hidup anak cukup melanjutkan pekerjaan orangtuanya secara turun-temurun
- Pendapatan penduduk yang rendah menyebabkan anak tidak dapat melanjutkan sekolah karena tidak mempunyai biaya.
- Belum meratanya sarana pendidikan (gedung sekolah, ruang kelas, buku-buku pelajaran, alat-alat praktikum, guru yang berkualitas, dll)
Langkah-langkah
yang akan dan telah dapat ditempuh pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah :
- Meninjau kembali sistem pendidikan di Indonesia yang masih bersifat umum ( general ), untuk dapat lebih disesuaikan dengan disiplin ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan pembangunan. Sehingga lulusan yang dihasilkan menjadi lulusan yang siap kerja dan bukannya siap ‘latih kembali’.
- Menciptakan sarana dan prasaranya pendidikan yang lebih mendukung langkah pertama.
- Membangun sekolah-sekolah baru terutama SD Inpres di daerah-daerah yang kurang jumlah sekolahnya.
- Mengadakan perbaikan dan penambahan alat-alat praktikum, laboratorium, perputakaan dan buku-buku pelajaran.
- Menambah dan meningkatkan kualitas guru.
- Mencanangkan program wajib belajar dan orang tua asuh.
- Memberikan beasiswa kepada murid-murid yang berprestasi atau yang memerlukan bantuan.
- Menjalankan Undang-Undang Dasar (khususnya pasal 31)
4.
Investasi
Berdasarkan
teori ekonomi,
investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal
barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta
api, atau suatu pabrik,
pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya,
investasi juga adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M).
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential
(seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi residential (rumah baru). Investasi
adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I=
(Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih
besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk
investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan
meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan
dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya
kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk
mendapatkan bunga.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat investasi
Sebagai sebuah
keputusan yng rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua faktor utama,
yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.
- Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
Kemampuan
perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi
oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1)
Kondisi internal perusahaan
Kondisi
internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah control perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek
tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Artinya, makin tinggi tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi,
maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
Selain ketiga
aspek teknis tersebut di atas, tingkat pengembalian yang diharapkan juga
dipengaruhi oleh factor-faktor nonteknis, terutama di Negara sedang berkembang.
Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan
dengan pusat perusahaan, dan penguasaan jalur informasi.
2)
Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi
eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestic maupun internasional. Jikan perkiraan tentang masa depan ekonomi
nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat,
karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain
perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak misalnya, diperkirakan
akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya, tingkat investasi
akan menurun. Factor social politik juga menentikan gairah investasi. Jika
social polotik makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula
faktor keamanan (kondisi keamanan Negara)
- Biaya investasi
Yang paling
menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin
tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat
berinvestasi makin menurun.
Namun, tidak
jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap
rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Factor yang
memengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin
investasi yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya
ekonomi dengan memperhitungkaan nilai waktu uang dari investasi makin mahal.
Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat
kepastian hokum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.
- Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
- Kemajuan teknologi
- Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
- Keuntungan yang diperoleh perusahaa-perusahaan.
Upaya-upaya
yang dapat digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan dana investasi
pembangunan adalah:
- Lebih mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
- Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
- Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk keIndonesia.
- Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
Referensi :
http://seto7688.multiply.com/journal/item/13/MATA_PENCAHARIAN_PENDUDUK_INDONESIA?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar